Kenapa aku tidak merasa seperti hendak terbunuh karenanya? kenapa aku justru merasakan kenikmatan dan kesegaran dalam dua hidangan laknat ini? ntahlah.
Tak perlu sanjungan jika cinta itu tiada. kebebasan yang apa adanya. kehidupan dirasa begitu berbeda, beriring dengan berjalannya waktu yang menemani. suatu kenyataan, yang dimana aku dihadapkan pada keadaan yang tak ingin kupilih. cinta memberikan hasrat untukku, untuk selalu tersenyum, bersyukur, bahagia, sedih, kecewa, kesal, dan sabar.
Dan terkadang suka sering terhapus menjadi duka, dan duka pun sering terhapus menjadi suka. lalu aku coba kuat menghadapinya. aku menyayangimu berkali-kali lipat hingga tanpa batas. namun tak kudapati jawabannya atas sikapmu. "Secangkir kopi yang dibeli oleh ibuku dari pasar tradisional itu pun dan sebungkus rokok" telah kuhindangkan tengah malam itu. aku mulai meneguk kopi yang hangat itu dan kuhisap penuh sebatang rokok Malboro merah kesukaanku. perpaduan antara cafein dan nikotin itu mungkin saja bisa membunuhku.
Bodoh. kenapa aku menikmati keduanya? kenapa aku tidak merasa seperti hendak terbunuh karenanya? kenapa aku justru merasakan kenikmatan dan kesegaran dalam dua hidangan laknat ini?
"aku kan termaksuk pecandu rokok dan kopi dengan campuran latte itu" canduku kini dalam waktu tiga jam aku bisa menghabiskan secangkir kopi dan sebungkus rokok ini.
Aku tidak pernah merasa istimewa dan hebat karena hal yang kulakukan itu. bagiku, kopi dan rokok sudah menjadi magnet tersendiri bagi hidupku. dan juga magnet yang membangkitkan gairah dan semangatku untuk hidup. ketika masalah percinta'an mengeroyokku.
Kau pasti akan terkesan heran atas kelakuan untukku itu, jika kau membaca cerita yang aku buat ini. aku hanya sedang kesakitan saat ini dan kau tidak mengetahuinya. hingga kau berani untuk berkata kasar dan tidak mengabariku!
Maka dari itu aku berani menghisap banyak nikotin yang akan membuat jantungku berdebar tiga kali lebih cepat disandingkan dengan kopi hangat ini. saat itu aku tahu, jika aku melakukannya. aku akan mati lebih dini, dan orang tuaku tidak menginginkan itu, mungkin kau jugak.
Bodoh. rokokku sudah hampir habis tanpa sehisapanpun kulakukan. aku akan menghisapnya untukmu hisapan trakhir dariku. dan kali ini aku juga sadar , aku harus lebih menjaga kesehatanku untuk masa depanku.
***
Aku lelah, Aku capek bodoh. tak terasa bagiku, lamunanku membuat diriku menghabiskan sebungkus rokok dan secangkir kopi hangat yang kuhidangkan tadi, aku terbaring tak berdaya malam itu, dalam adrenaline yang memacu begitu cepat. seperti musik musik diskotik. Aku hentinkan semuanya, karna aku ingin lebih baik, aku ingin baik. dan aku ingin mendapatkan yang terbaik.
Keluh kesahku
(Oleh: Rachmat yufi, Pekanbaru, 11 April 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar